TI
Press. Bogor. Puncak dari kesufian
adalah dakwah dan jihad untuk tegaknya syariah dan Khilafah. Hal ini
disampaikan Ustadz Arifin Ilham dihadapan 1.000 peserta Silaturahmi Akbar
1434H Hizbut Tahrir Indonesia bersama ulama dan okoh umat yang diselenggarakan
DPD II Hizbut Tahrir Indonesia Kabupatan Bogor.
“Puncaknya dari zikir adalah
‘ibadah, dakwah dan jihad dijalan Allah SWT. Kesufian dalam Islam puncaknya
adalah dakwah dan jihad untuk tegaknya syari’at Allah dan Khilafah,” tegasnya.
Acara yang diadakan pada Ahad, 22
September 2013 bertepatan dengan 16 Dzulqo’dah 1434H ini merupakan agenda
dakwah nasional yang telah diselenggarakan di lebih 80 kota/kabupaten seluruh
Indonesia.
Acara yang dilaksanakan di Aula
Masjid Az Zikro Sentul Bogor atau Markaz Majlis Zikir Az Zikro Pimpinan Ust
Arifin Ilham mendapat antusiasme peserta yang sangat luar biasa.
Hadir sekitar 1.000 orang pada acara
yang bertemakan “Saatnya ‘Ulama, Tokoh dan Ummat Berjuang Untuk Perubahan Besar
Dunia Menuju Khilafah” dari kalangan para ‘ulama, kyai, asatidz dan tokoh
masyarakat serta jama’ah pengajian atau majlis taklim dan santri pondok
pesantren se- Kabupaten Bogor.
Acara yang dikemas dengan model
dialog interaktif mendapat perhatian dari para hadirin untuk berebut
menyampaikan pertanyaan dan dukungannya terhadap dakwah penegakan syari’ah dan
khilafah. Sebelumnya acara dibuka dengan penyampaian kalimat taqdim dari
DPD II Hizbut Tahrir Indonesia Kabupaten Bogor yang diwakili oleh al Mukarrom
KH.Muhyiddin.
Beliau menyampaikan tentang maksud
dan tujuan kegiatan Silaturahmi Akbar tersebut digelar diantaranya tidak lain
untuk menyampaikan ide dan konsep serta thariqoh perjuangan dakwah Hizb dalam
meraih tujuannya yaitu li isti’nafi al hayati al Islamiyyah dan
dilakukan dengan tanpa kekerasan.
Kyai yang akrab dipanggil Kyai Mumuh
juga membacakan salah satu ayat al Qur’an Surat An Nisa ayat 95 yang bermakna
bahwa tidaklah sama bagi orang-orang beriman mereka yang berjuang untuk
tegaknya agama Allah, tegaknya syari’at Allah dalam Khilafah yang dijanjikan
Allah dan RasulNya dengan orang-orang beriman yang hanya duduk-duduk diam saja
atau berdiam diri tanpa upaya perjuangan untuk Islam. Oleh karenanya beliau
mengajak kepada seluruh hadirin untuk bersama melakukan dakwah secara
berjama’ah melaksanakan kewajiban menegakkan syari’at Allah dalam naungan
Khilafah.
Memasuki acara inti yang dipandu
oleh moderator Ust.Muhammad Adi Maretnas, diperkenalkan para pengurus DPD
II HTI Kabupaten Bogor dan termasuk Ketua DPP Hizbut Tahrir Indonesia
KH.Rokhmat S.Labib yang hadir bersama 1.000 peserta Silaturahmi Akbar 1434 H
tersebut.
Dalam kalimat pengantar yang
disampaikan oleh Ketua Hizbut Tahrir Indonesia, KH.Rokhmat S.Labib
menjelaskan mengapa HTI senantiasa menyampaikan dakwahnya fokus pada kata
Khilafah, disetiap kegiatannya ujung-ujungnya adalah khilafah. Hal itu tidak
lain karena khilafah merupakan janji Allah dan bisyaroh RasulNya dan juga
merupakan “fardlun” atau kewajiban yang harus dijalankan selama belum
tegak karena hukumnya fardlu kifayah yang kemudian menjadi fardlu ‘ain selama
belum sempurna pelaksanaannya.
“Dan bahkan bukan hanya sekedar
kewajiban namun juga merupakan taajul furuudl / mahkotanya kewajiban
dalam Islam,” tegas Ustadz Rokhmat S.Labib.
Hadir sebagai shohibul bait dari
acara Silaturahmi Akbar 1434 H yaitu Ust Muhammad Arifin Ilham menyampaikan
sambutannya kepada hadirin. Dihadapan 1.000 peserta Ust.Arifin Ilham
menyampaikan bahwa puncaknya dari zikir adalah ‘ibadah, dakwah dan jihad
dijalan Allah SWT. Kesufian dalam Islam puncaknya adalah dakwah dan jihad untuk
tegaknya syari’at Allah dan Khilafah. Tangisan yang terbaik dalam zikir kepada
Allah adalah tangisan kerinduan untuk tegaknya syari’ah Allah dan Khilafah.
Ust.Arifin Ilham juga mengajak
kepada para pejuang Khilafah agar senantiasa menjadikan zikir sebagai salah
satu faktor pendukung perjuangan para mujahidin Allah ditolong oleh Allah dalam
perjuangannya dan harus memiliki kesabaran dalam cobaan atau pujian.
“Orang beriman harusnya menjadikan
hidup ini bukan main-main dan jangan di sia-siakan kecuali hanya untuk menolong
agama allah dengan dakwah, jihad untuk tegaknya syari’ah dan
khilafah,”tegasnya.
Beliau menambahkan , Hizbut Tahrir
dulunya dibenci oleh orang, tidak disukai. Lambat laun, orang kemudian melihatnya
kembali, tertuju perhatiannya kepada HTI, “opo iki” dan akhirnya menjadi
kenal, lalu cinta kepada HTI bahkan menjadi bagian do’a dari mereka yang
sebelumnya membenci.
“Senantiasa di Az Zikro setiap
shubuh membacakan qunut mendoakan kepada seluruh mujahidin Allah yang ikhlas
agar mendapat pertolongan-Nya,”ujarnya.
Dalam sessi dialog oleh peserta,
beberapa pertanyaan dan pernyataan disampaikan kepada Ketua DPP HTI untuk
menjawabnya. Salah satunya adalah “mengapa HTI selalu koar-koar Khilafah
padahal itu janji Allah yang pasti akan diberikan?”
KH.Rokhmat S.Labib menjawabnya
dengan tegas, bahwa khilafah mesti disuarakan karena selain janji Allah dan
bisyaroh Rasul Nya namun khilafah adalah kewajiban yang sama seperti sholat,
zakat, haji dan ibadah lainnya yang berstatus wajib. Dan setiap mukmin akan
berdosa ketika meninggalkan kewajiban Allah tersebut dan akan dimintai
pertanggung jawaban kelak di akhirat.
Selain melihat shiroh nabawiyah
tentang perjalanan dakwah Rasulullah SAW apa yang dilakukannya di Mekkah
sebelum hijrah ke Madinah dan mendirikan negara Islam di Madinah, yaitu Rasul
dan para shahabat hanya melakukan aktifitas dakwah bi lisan. Namun,
ketika dakwah berhasil dan kekuasaan diberikan kepada Islam, maka sistem Islam
dalam syari’at Allah yang diterapkan negara khilafah yang akan menyelesaikan
seluruh problematika ummat manusia dan melaksanakan dakwah ke seluruh penjuru
dunia dengan jihad.
Ada juga peserta yang menyatakan
tentang dukungan terhadap HTI menolak Miss World 2013, bertanya tentang kekhilafahan
30 tahun, dan seputar langkah dakwah HTI dalam meraih tujuannya. Akhirnya,
acara ditutup dengan do’a oleh al ustadz Harun Al Rasyid dengan khusyu’.